Jakarta, BP2MI (17/4) - Di tengah kekhawatiran pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) tetap turut membantu penanganan dua  Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sakit dari Singapura yakni Siti Sariyah dan Asmiyanti. Pemulangan kedua PMI tersebut dilakukan oleh KBRI Singapura, Jumat, 17/4/2020.

Siti Sariyah mengalami autoimun dan telah dirawat di National University Hospital (NUH) Singapura. Sesuai dengan informasi dari tim dokter, Siti Sariyah kini dalam kondisi stabil dan telah diizinkan untuk pulang ke daerah asalnya di Kendal, Jawa Tengah. Pemulangan Siti Sariyah menggunakan private jet ambulance udara dengan jadwal penerbangan dari Seletar, Singapura menuju Bandara Ahmad Yani Semarang.

Sesuai dengan protokol kesehatan, Siti Sariyah akan dirujuk terlebih dahulu ke Rumah Sakit Tugurejo Semarang sebelum dipulangkan ke daerah asal. UPT BP2MI Semarang telah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Ahmad Yani Semarang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Disnaker Provinsi Jawa Tengah untuk mencari rumah sakit rujukan dan memfasilitasi penanganan Siti Sariyah.

“Kami langsung meminta keluarga untuk segera mendaftarkan Siti ke BPJS Kesehatan agar dapat dibantu pembiayaannya oleh pemerintah.  Kami juga sudah meminta keluarga untuk ikut menjemput Siti di bandara dan menjaganya di Rumah Sakit Tugurejo Semarang,” ujar Kepala UPT BP2MI Semarang Ab. Rokhman di Semarang, Jumat (17/4/2020).

Berbeda dengan Siti Sariyah, pemulangan Asmiyanti akan dilakukan menggunakan ambulance udara dengan penerbangan Singapore Airlane menuju Jakarta. Asmiyanti dijadwalkan berangkat dari Changi Airport pada pukul 18.40 waktu Singapura dan direncanakan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 19.20 WIB. 

Selama di Singapura, Asmiyanti menjalani perawatan di Changi General Hospital karena mengalami stroke. Setelah tiba di Indonesia, ia juga akan terlebih dahulu dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Ia akan dirujuk ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta sebelum dipulangkan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).*** (Humas/Jes)