Friday, 26 April 2024

Berita

Berita Utama

Dorong Penempatan PMI Formal, BP2MI Sosialisasikan Peluang Kerja di Lembaga Media Internasional

-

00.10 26 October 2020 2624

Dorong Penempatan PMI Formal, BP2MI Sosialisasikan Peluang Kerja di Lembaga Media Internasional.

Jakarta, BP2MI ( 26/10) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di era barunya terus mendorong penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) formal dan profesional ke luar negeri.

"PMI atau yang dulunya disebut TKI (Tenaga Kerja Indonesia), mungkin lebih dikenal dengan konotasi yang kurang baik karena berbagai masalah yang menimpa mereka, yang mayoritas dialami oleh pekerja domestik atau PMI sektor informal," ujar Plt Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik, Dwi Anto saat menjadi narasumber dalam webinar 'Peningkatan Kehadiran Pekerja Migran Indonesia di Lembaga Media Internasional: Peluang dan Tantangan', Minggu (25/10).

Dwi menambahkan, untuk itu pemerintah saat ini tengah mendorong penempatan PMI sektor formal dengan mempromosikan pekerja formal dan profesional yang siap saing. Seperti dengan mendorong peluang kerja bagi jurnalis Indonesia ke lembaga media internasional.

Menurut data SISKOP2MI, jumlah PMI yang bekerja di Amerika Serikat tidaklah banyak, bahkan jumlahnya terlihat menurun dari tahun ke tahun. Disebutkan pada tahun 2017 ada sebanyak 297 orang, tahun 2018 45 orang, dan tahun 2019 hanya 1 orang. "Saya yakin jumlah PMI yang bekerja di Amerika Serikat ada banyak, hanya saja tidak terdata dan tidak melalui proses di BP2MI," imbuh Dwi.

Hal ini dapat dilihat pada data kepulangan  PMI di masa pandemi Covid-19 menurut data Sistem Kepulangan Online hingga 21 Oktober 2020, PMI yang kembali ke tanah air dari bekerja di Amerika Serikat menduduki peringkat 1 yaitu sebanyak 12.566, yang mayoritas merupakan PMI mandiri (direct hiring).

Konjen RI New York, Arifi Saiman mengatakan webinar ini sebagai wadah sharing pengalaman dari beberapa jurnalis yang telah lama berkarir di luar negeri, yang diharapkan dapat menggugah sebanyak mungkin para lulusan Perguruan Tinggi khususnya dalam negeri untuk meniti karir di lembaga media internasional, seperti CNN, BBC, VOA, CNBC, ABC, dan sebagainya. Adapun narasumber lainnya yaitu Ketua Pengurus ISKI (Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia) Zona Eropa, Rieska Wulandari, dan Voice of America (VoA), Eva Mazrieva.

"Mengapa masih sangat sedikit PMI yang bekerja di lembaga media internasional? Jawabannya karena masih minimnya informasi terkait peluang kerja di lembaga media internasional. Padahal Indonesia memiliki aset kelebihan di bidang jurnalisme," jelas Arifi.

Untuk itu, lanjut Dwi Anto, diharapkan kerjasama dari berbagai pihak untuk dapat bersinergi, yakni Pertama, Perwakilan RI sebagai market intelligence dapat memberikan informasi terkait peluang kerja di luar negeri, utamanya sektor formal dan profesional. Kedua, para diaspora yang dapat berperan dalam hal transfer keahlian dan pengetahuan kepada calon PMI sehingga mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas untuk dapat bersaing di era globalisasi. Dan ketiga peran lembaga pendidikan, dalam hal ini ISKI agar dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang siap bekerja ke luar negeri sehingga dapat menjadi jurnalis andal.

"Dengan meningkatnya penempatan PMI formal ini tidak hanya mampu meningkatkan penerimaan remitansi negara, tetapi juga turut membantu perekonomian bangsa," papar Dwi.*** (Humas/SD)