Jadi Pahlawan Devisa, Pekerja Migran Wajib Dapat Pelindungan dan Jadi Prioritas Diplomasi Luar Negeri
-
Jakarta, KPPMI (5/11) – Pekerja migran Indonesia dinilai memiliki peran krusial bagi tanah air. Tak hanya menjadi pahlawan devisa, eksistensi mereka menjadi kekuatan sosial politik yang strategis di dalam dan luar negeri.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar saat membuka agenda rapat yang membahas terkait Tata Kelola Penempatan dan Perlindungan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, bersama Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KPPMI) di Jakarta, Selasa (05/11/2024).
“Saudara sekalian, pembahasan tentang pekerja migran ini sangat strategis. Selain membawa devisa yang sangat besar, pekerja migran Indonesia ini juga merupakan kekuatan sosial politik yang strategis di dalam dan luar negeri.” Jelas Menko PM yang akrab disapa Cak Imin tersebut.
Kontribusi devisa yang diberikan oleh pekerja migran Indonesia disebut sangat besar dan diharapkan menjadi perhatian banyak pihak terkait ujar Muhaimin Iskandar.
“Kontribusinya, sangat besar, hampir 300 Triliun Rupiah per tahun devisa yang masuk ke dalam negeri. Oleh karena itu saking besarnya devisa itu, kita berharap semua Kementerian Lembaga, pihak-pihak terkait, khususnya Menlu, memberikan perhatian serius bagi persiapan penempatan. Proses rekrutmen kemudian pemberangkatan, penempatan ke negara tujuan, perlindungan di negara tujuan, sampai perlindungan kembali ke tanah air.” Paparnya.
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia ada dalam rumah pemberdayaan masyarakat yang bersama-sama memiliki tujuan untuk sinergitas antar Kementerian dan Lembaga dalam bidang pemberdayaan masyarakat. Cak Imin menyoroti tiga aspek yang wajib diseriusi antara lain adalah penanganan masalah-masalah, persiapan pihak terkait terutama pemerintah daerah, dan diplomasi.
Berkaitan dengan diplomasi, Cak Imin juga menuturkan harapannya agar Pekerja Migran Indonesia mendapat prioritas diplomasi luar negeri.
“Kita berdiskusi panjang, salah satunya berharap pekerja migran di luar negeri mendapatkan prioritas diplomasi kita, selain kebutuhan diplomasi yang lain. Maka karena jumlahnya yang besar, kita ingin menjadi bagian dari tujuan diplomasi luar negeri kita.” Jelas Menko PM tersebut.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding menjelaskan perihal pertemuan hari ini adalah untuk membahas dan melapor beberapa hal kepada Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat.
“Jadi hari ini kami sengaja hadir melapor kepada Menko untuk beberapa hal, yang pertama terkait Internal Kementerian Lemabaga, apa yang sedang kita siapkan, apa yang sedang kita lakukan, dalam rangka untuk bisa bekerja dengan baik sesuai dengan fokus-fokus kerja yang dimandatkan oleh Presiden. Yang pertama soal pelindungan, dan yang kedua soal devisa.” Sebut Menteri Karding pada kesempatannya.
Lebih lanjut, Menteri Karding menyampaikan keyakinannya terkait devisa pekerja migran yang bisa menyalip devisa minyak dan gas.
“Perihal devisa, rata-rata 227 Triliun devisa yang dihasilkan untuk negara, jadi nomor kedua terbesar setelah migas. Kalau kita bisa mengerjakan dari hulu ke hilir dan membuka pangsa pasar yang bagus kedepan, suatu hari kami yakin bisa menyalip devisa migas.” Jelasnya.
Perbaikan dari hulu ke hilir yang meliputi perekrutan, penempatan, hingga purna yang dikelola sedemikian rupa sesuai dengan mandat Presiden bisa menjadikan Pekerja Migran sebagai target diplomasi luar negeri kedepannya. Mendorong dengan memperbanyak pekerja dengan skilled atau high skilled dan pelan-pelan mengurangi pekerja sektor domestik serta mengetatkan syarat-syarat agar tidak mudah dieksploitasi. Hal tersebut yang disampaikan oleh Menteri Karding pada penutupnya. **(Humas)