Wednesday, 3 July 2024

Berita

Berita Utama

Kunjungan Kerja ke Sekolah Anak Pekerja Migran Indonesia di Tawau Malaysia, Kepala BP2MI Janji Akan Temui Mendikbud

-

00.06 15 June 2024 240

Kunjungan Kerja ke Sekolah Anak Pekerja Migran Indonesia di Tawau Malaysia, Kepala BP2MI Janji Akan Temui Mendikbud

Tawau, Malaysia, BP2MI (15/6) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) beserta jajaran tim Satgas Sikat Sindikat BP2MI lanjutkan perjalanan kunjungan kerja menuju Tawau, Malaysia, pada Jumat (14/6/2024).

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menyatakan, sebelum berangkat ke Tawau Malaysia melalui kapal penyeberangan, Ia akan meninjau fasilitas helpdesk VVIP Pekerja Migran Indonesia di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan dahulu.

“Kepala BP3MI Kaltara, Kombes. Pol. Jaya Ginting adalah pemimpin yang inovatif. Setelah meresmikan masjid dalam kompleks BP3MI Kaltara, Kombes Ginting juga menyediakan fasilitas VVIP menyesuaikan dengan pintu keluar-masuk Nunukan. Ini adalah sikap Negara tetap mengayomi warganya bahkan di tempat terjauh sekalipun,” ungkapnya.

Kemudian Benny beserta seluruh tim kunjungan kerja menyeberang menuju Malaysia dari pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Perjalanan laut sepanjang kurang lebih 43 kilometer tersebut ditempuh selama kurang lebih satu jam. Benny beserta para tim BP2MI dan Satgas Sikat Sindikat akhirnya tiba berdiri diantara riuh hiruk pikuk arus masyarakat di Pelabuhan Tawau.

Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler I, Kementerian Luar Negeri, Calderon Dalimunthe beserta para jajaran hadir menyambut delegasi Indonesia di Tawau.

“Selamat datang kepada Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, seluruh jajaran, serta rekan-rekan Satgas Sikat Sindikat. Tawau sebagai kota terbesar ketiga di Sabah, Malaysia Timur, setelah Kinabalu dan Sandakan. Meskipun bukan kota yang terbesar, Tawau adalah kota tujuan populer, yang diisi oleh masyarakat yang multi-etnis dan mempunyai banyak latar belakang,” ujar Calderon.

Seluruh tim BP2MI dan tim Konsulat-RI dari Kemenlu kemudian mengunjungi sekolah untuk anak dari Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di Perkebunan Kuala Lumpur Kepong Berhad (KLK Berhad Plantation), Sabah, Malaysia.

Calderon lanjut menjelaskan bahwa, Sekolah CLC (Community Learning Center) KLK Berhad, berada di dalam kompleks perkebunan KLK itu sendiri. Didukung oleh Kemendikbud-RI, sekolah tersebut bertujuan untuk mendidik anak dari Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di sana.

Guru Bina CLC KLK Berhad, Atra Efendi, memberikan tur singkat kepada BP2MI, tentang latar belakang murid yang belajar dan berbagai fasilitas yang tersedia di sekolah KLK Berhad.

“Di sini, murid-murid tidak hanya diberikan pendidikan teori formal saja, tetapi life-skills juga diajarkan di sekolah, seperti menjahit, komputer, keahlian teknik dasar, dan lain sebagainya,” ucap Atra.

Disambut oleh tarian, nyanyian, dongeng dalam bahasa Inggris, serta puisi dari anak Pekerja Migran Indonesia, seluruh jajaran BP2MI terharu dan bertekad menemui Mendikbud untuk membahas pendidikan untuk anak Pekerja Migran Indonesia di Tawau.

“Kepada Bapak/Ibu Pekerja Migran Indonesia, bangga lah mempunyai anak-anak yang pintar dan berjuang pantang menyerah meskipun di negeri orang,” kata Benny di hadapan para Pekerja Migran Indonesia dan staf yang bekerja di KLK Berhad Plantation.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menyatakan bahwa keinginannya untuk bertemu anak-anak dari pekerja migran Indonesia di luar negeri telah terwujud. Ia lanjut menyatakan, BP2MI sebagai salah satu wakil Negara Republik Indonesia bertekad melindungi Pekerja Migran Indonesia, tidak hanya dari segi hukum, sosial, dan ekonomi. Tetapi pendidikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia juga.

“Hormat sebesar-besarnya kepada KLK Berhad Plantation, atas kepeduliannya dalam mendidik anak dari Pekerja Migran Indonesia. Kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Malaysia, harus tetap dipupuk dan dijaga, sehingga dua belah pihak dapat menutupi kekurangan masing-masing, dan tercipta situasi yang menguntungkan kedua belah pihak,”

Benny mencatat beberapa hal yang menjadi sorotannya, yaitu, Indonesia masih kurang serius dalam memperhatikan pendidikan anak-anak dari Pekerja Migran Indonesia. Ketersediaan tenaga guru Indonesia juga harus ditambah, dan lain sebagainya.

“Sepulang dari Indonesia, saya akan bertemu dengan Mendikbud untuk melaporkan kondisi yang ditemukan di sini,” pungkas Benny. (Humas)