Friday, 5 July 2024

Berita

Berita Utama

Kunjungan Kerja ke Nunukan dan Tawau, BP2MI Tinjau Jalur Penyeberangan di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Kunjungan Kerja ke Nunukan dan Tawau, BP2MI Tinjau Jalur Penyeberangan di Perbatasan Indonesia-Malaysia

00.06 14 June 2024 245

Kunjungan Kerja ke Nunukan dan Tawau, BP2MI Tinjau Jalur Penyeberangan di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Nunukan, BP2MI (14/6) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) beserta jajaran tim Satgas Sikat Sindikat BP2MI lakukan perjalanan kunjungan kerja menuju Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) sampai Tawau, Malaysia pada Kamis (13/6/2024).

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menyatakan bahwa, perjalanan tersebut dalam rangka penangananan permasalahan dan penyelesaian tantangan penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia di wilayah perbatasan, khususnya di wilayah Nunukan, serta meninjau sekolah anak dari Pekerja Migran Indonesia di kompleks perkebunan sawit Kuala Lumpur Kepong Berhad Plantation Malaysia.

Harapan Benny pada akhir perjalanan tersebut, adalah terbentuknya strategi pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) oleh Satgas Sikat Sindikat, serta terciptanya kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU) antara BP2MI dengan Pemda Nunukan tentang pelindungan Pekerja Migran Indonesia di daerah perbatasan.

“Terima kasih kepada Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid, beserta seluruh jajaran Dinas Pemerintah Daerah Nunukan yang menyambut kedatangan BP2MI. Hal ini adalah pertanda baik komitmen Pemda dalam melindungi Pekerja Migran Indonesia,” ucapnya.

Benny mengungkapkan bahwa perjalanan ke daerah ujung perbatasan Indonesia kali ini bersinggah di beberapa titik penyeberangan dari Indonesia ke Malaysia Timur, yaitu di Pulau Sebatik, Kalimantan Selatan.

“Sewaktu kita tiba di perbatasan Indonesia-Malaysia di sebatik, pandangan kita di pusat tentang jalur-jalur pemberangkatan tidak resmi menuju Malaysia terbuka lebar. Bayangkan, dari perbatasan Sebatik sini menuju Malaysia hanya memakan waktu 15-20 menit saja menggunakan perahu,” ungkapnya.

Benny juga menyoroti bagaimana Pulau Sebatik secara geografis masih didominasi hutan dan hulu perairan menuju laut lepas. Hal ini menurutnya memerlukan strategi khusus oleh Satgas Sikat Sindikat yang ikut serta dalam perjalanan tersebut.

Tujuan berikutnya adalah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Nyamuk, Sebatik. Dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Benny menyatakan pembangunan gedung PLBN Sei Nyamuk sempat terhenti karena pandemi Covid.

“Kehadiran fasilitas PLBN Sei Nyamuk ini adalah pernyataan tegas Indonesia bahwa, Pemerintah RI tidak lengah dalam mengawasi perbatasan. Jika PLBN Sei Nyamuk ini beroperasi, berfungsi sebagai pelabuhan atau pintu arus keluar masuk jalur laut. Otomatis dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal di sekitarnya,” ujar Benny.

Belum selesai 1 hari kunjungan kerja di Nunukan, Kaltara, Benny mendapat informasi pada hari itu juga dari BP3MI Kaltara, bahwa rekan-rekan TNI dari Satgas Pamtas Yonarhanud 8/MBC, melakukan serah terima Pekerja Migran Indonesia Asal Nusa Tenggara Barat (NTT) yang menyeberang dari Malaysia secara tidak resmi.

Kepala BP3MI Kaltara, Kombes. Pol. F. Jaya Ginting, menjelaskan secara kronologis bahwa keberangkatan mereka 1 tahun lalu atas ajakan seorang individu yang telah berada di Malaysia.

Lalu pada akhir masa kerja 3 Pekerja Migran Indonesia tersebut, mereka menyeberang dari Malaysia ke Indonesia secara sembunyi-sembunyi. Kombes Ginting bersama rekan TNI segera menelusuri lebih jauh tentang ajakan individu yang diduga calo tersebut.

Benny menutup pernyataan dengan membuktikan kepada media pers yang hadir pada saat itu juga, bahwa Indonesia sedang darurat perdagangan orang. Dan jalur-jalur pemberangkatan tidak resmi, menurutnya tidak bisa ditangani oleh satu pihak sendirian saja.

“Perlu sinergi dan kerja sama antar lembaga yang seperti ditunjukkan hari ini oleh teman-teman TNI. Poin-poin MoU akan segera dirumuskan, kerjasama antar lembaga dalam pelindungan Pekerja Migran Indonesia akan segera dilaksanakan,” pungkasnya. (Humas)