Saturday, 27 April 2024

Berita

Berita Utama

Lepas 390 Pekerja Migran ke Korea, Kepala BP2MI: Pulangnya Jangan Hanya Bawa Uang, Bawalah Pengetahuan

-

00.02 20 February 2024 464

Lepas 390 Pekerja Migran ke Korea, Kepala BP2MI: Pulangnya Jangan Hanya Bawa Uang, Bawalah Pengetahuan

Jakarta, BP2MI (20/2) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali melepas sebanyak 390 Pekerja Migran Indonesia Sektor Manufaktur dan Perikanan dalam skema Government to Government (G to G) penempatan Korea Selatan. 

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menyebut agenda pelepasan yang rutin digelar ini merupakan wajah perlakuan negara yang sangat menghargai para Pekerja Migran Indonesia sebagai Pahlawan Devisa.

“Kami ingin memberikan stempel, mereka para Pekerja Migran Indonesia sebagai warga negara VVIP yang layak mendapatkan perlakuan istimewa dari Negara. Mereka kita lepas sebagaimana negara melepas kontingen Olimpiade, yang bedanya mereka bertarung di arena kompetisi kerja global, pungkas Benny di El-royale Hotel, Kelapa Gading Jakarta Utara, Senin, (19/2/2024).

Lebih lanjut, Benny menyampaikan impiannya agar para Pekerja Migran Indonesia memiliki jaminan dan akses pelayanan dasar yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga Pekerja Migran saat mereka bekerja ke luar negeri. Di samping itu, Benny kembali mendorong komitmen negara untuk melaksanakan amanat undang-undang melalui pembebasan biaya Penempatan Pekerja Migran Indonesia program G to G.

“Saya bermimpi para Pekerja Migran Indonesia memiliki green card dan dana abadi Pekerja Migran Indonesia, agar mereka berangkat bekerja secara tenang, karena keluarga yang ditinggalkan dapat dicover oleh negara terkait masalah pendidikan dan kesehatan," ujarnya. 

Benny menyatakan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 Pasal 30, bahwa Pekerja Migran Indonesia tidak dapat dibebani biaya Penempatan. Jika negara dapat mewujudkan komitmen konstitusionalnya, sesungguhnya dalam perhitungan BP2MI diasumsikan memberangkatkan 270 ribu Pekerja Migran Indonesia, dengan rata-rata biaya 30 juta Rupiah, maka negara hanya perlu menanggung biaya 8.2 triliun Rupiah. 

"Angka ini masih jauh dari sumbangsih remitansi para Pekerja Migran Indonesia yang berkontribusi sebesar  159.6 triliun Rupiah per tahun”, tegas Benny.

Terakhir, Benny berpesan agar para pekerja Migran Indonesia yang akan segera diterbangkan ke Korea Selatan untuk senantiasa memegang komitmen kerja serta mengambil manfaat pengetahuan yang didapat semasa bekerja nantinya.

“Hormati hukum, Adat budaya dan etos kerja di Korea Selatan.  Selalu jaga nama Indonesia. Jangan hanya pulang membawa uang, bawalah pengetahuan. Transfer knowledge merupakan elemen penting untuk kita membangun ke depan,” ujar Benny menutup.

Deputi Kependudukan dan ketenagakerjaan, Kementerian PPN/BAPPENAS, Maliki menyampaikan apresiasinya atas semangat yang ditunjuukan para Pekerja Migran Indonesia.

“Saya merasa terhormat sekali dapat menyampaikan motivasi sekaligus menyaksikan momentum penting bagi perjalanan hidup rekan-rekan sekalian,yang ke depan saya yakin akan menjadi penentu keberhasilan pembangunan bangsa ini. Sektor-sektor kerja ini (manufaktur dan perikanan), menurut kami di BAPPENAS adalah sektor yang menentukan kemajuan indonesia ke depan,” ungkap Maliki.

Maliki melanjutkan, negara-negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, bahkan Amerika serikat saat ini  tengah menghadapi tantangan serius yakni penurunan jumlah penduduk. Ia menyebut bahwa Korea selatan memiliki statistik rendah keinginan memiliki anak pada angka 0.8 anak per pasangan. Ia memprediksi jumlah penduduk Korea Selatan yakni 51.75 juta penduduk tahun ini akan menurun menjadi 51.68 juta penduduk.

“Siapa nantinya yang akan mengerjakan Industri besar seperti samsung, hyundai, dan industru kosmetik. Pemerintah korea akan mencari cara agar agar terus produktif. Mereka akan mendatangkan tenaga-tenaga kompeten. Kata kuncinya adalah kompeten, yang artinya tidak sembarangan orang bisa datang untuk bekerja ke korea untuk mendukung mereka berproduksi secara baik”, pungkasnya. 

Gelaran Pelepasan Pekerja Migran Indonesia Program G to G Korea Selatan turut dihadiri oleh Kepala Departemen Bisnis e9Pay Lee In Han, para Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan BP2MI, serta para orangtua Pekerja Migran Indonesia yang bergabung secara daring.**(Humas)