Monday, 7 October 2024

Berita

Berita Utama

Temui Perwakilan TETO, Kepala BP2MI Bahas Rencana Pembukaan Penempatan PMI ke Taiwan

-

00.02 24 February 2021 3250

Temui Perwakilan TETO, Kepala BP2MI Bahas Rencana Pembukaan Penempatan PMI ke Taiwan.

Jakarta, BP2MI (23/2) - Untuk membahas rencana pembukaan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Taiwan yang hingga saat ini ditutup karena pandemi Covid-19, Kepala BP2MI Benny Rhamdani adakan pertemuan dengan Kepala Perwakilan TETO di Indonesia, Mr. John Chen, di Kantor TETO Jakarta, Senin (22/2/2021). Hal ini mengingat ada sekitar 6000 Calon PMI yang menunggu pemberangkatan ke Taiwan.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menyampaikan bahwa sebelumnya BP2MI sudah melakukan 3 kali rapat dengan TETO mengenai hal ini, yakni 2 Desember 2020,1 Februari 2021 dan kemarin, 22 Februari 2021. Demikian disampaikan Kepala BP2MI dalam konferensi pers yang diadakan di Media Center BP2MI, Jakarta, Selasa (23/2/2021).

"Dari pertemuan kemarin disampaikan oleh Kepala Perwakilan TETO bahwa pihaknya memberikan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia, karena hubungan kedua belah negara yang sudah terjalin baik selama ini. Dijelaskan bahwa Taiwan memiliki perlindungan yang baik terhadap PMI, bahkan mereka mendapatkan asuransi seperti BPJS yang manfaatnya sama dengan Warga Negara Taiwan," ungkap Benny.

Terkait dengan PMI yang terpapar Covid-19 di Taiwan, biaya yang ditanggung Taiwan cukup besar (400 juta/PMI) dan semua itu ditanggung oleh Taiwan.

"Terkait penempatan kembali ke Taiwan, Kepala Perwakilan TETO menyampaikan, bahwa TETO selalu menanyakan dan meng-update kondisi penanganan Covid-19 di Indonesia kepada Menteri Tenaga Kerja Taiwan (Ministry of Labor) dan Pusat Kendali Epidemi Covid-19 (CECC – Central Epidemic Command Center) dan hasil simpulan mereka Indonesia masih dinilai cukup tinggi berdasarkan jumlah warga yang terpapar Covid-19, meskipun trendnya terus membaik/menurun," jelas Benny.

Untuk itu Benny menawarkan untuk bersama-sama TETO melakukan pengawasan bersama terkait dengan pelaksanaan pelatihan CPMI yang akan diberangkatkan ke Taiwan.

"Dari pihak TETO meminta bahwa ke depan BP2MI akan diminta contoh sampel sertifikat PCR dan contact person dari masing-masing laboratorium dan sarana kesehatan, serta diminta untuk menyusun SOP karantina CPMI setelah dilakukan tes PCR sebelum diberangkatkan ke Taiwan," ujar Benny.

Benny menambahkan, pihak TETO juga telah menerima daftar laboratorium dan sarana kesehatan yang diajukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, dan akan dilakukan seleksi kembali oleh pemerintah Taiwan.

Selain itu, untuk meluruskan adanya berbagai informasi yang belum tentu benar terkait kebijakan pembebasan biaya penempatan, Benny menjelaskan biaya yang ditanggung pengguna (user) tidak termasuk biaya yang ditanggung pemerintah (dalam hal ini pemerintah daerah), terutama untuk pelatihan dan sertifikasi kompetensi.

Terakhir, Benny juga mengatakan bahwa fakta ditemukannya CPMI yang terpapar Covid-19 saat tiba di Taiwan pada Desember tahun lalu, merupakan pelajaran yang berharga bagi pemerintah Indonesia, khususnya BP2MI. Untuk itu ia menghimbau kepada P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia), bahwa hal ini menjadi catatan penting bagi perusahaan yang akan menempatkan PMI ke Taiwan jika nantinya penempatan telah dibuka kembali. 

"P3MI harus benar-benar secara jujur melakukan tes PCR bagi CPMI yang akan bekerja ke Taiwan, karena sudah tahu resikonya jika ditemukan kembali CPMI yang terpapar Covid-19 di kemudian hari yang akan berdampak pada perusahaannya sendiri yang akan di-suspend, atau bahkan ditutupnya kembali penempatan ke Taiwan," tutup Benny.*** (Humas/SD/MIT)