Sunday, 19 May 2024

Berita

Berita Utama

BNP2TKI; Sejak Januari 2019, Sebanyak 2.138 PMI Telah Ditempatkan di Korea

-

00.05 17 May 2019 4060

Foto bersama usai acara pelepasan PMI Commited Workers dan penutupan program preliminary gelombang ke-18 di aula KITCC Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (1

Jakarta, BNP2TKI, Jumat (17/5/2019)__Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jakarta menerima kehadiran 250 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) Preliminary Education di halaman gedung BP3TKI Jakarta karena selanjutnya akan diberangkatkan ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta, sekaligus acara penutupan preliminary gelombang ke-18 yang dihadiri sebanyak 125 PMI  dan juga pelepasan 48 orang PMI commited worker (PMI yang kembali bekerja ke Korea untuk kedua kalinya) di Aula Gedung KITCC Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (15/5/2019) lalu.

 

Deputi Penempatan BNP2TKI, Teguh Hendro Cahyono, hadir dan memberikan sambutan dalam kegiatan ini. Saat menerima kehadiran 250 PMI Preliminary Education, dalam sambutannya, Teguh mengatakan bahwa jika ingin bekerja ke luar negeri wajib mengetahui apa saja yang menjadi persyaratan dasar yang menjadi bekal saat bekerja di luar negeri. Menjadi PMI tentu karena ingin memperbaiki keadaan ekonomi keluarga, sehingga perlu menjaga sikap dan pola perilaku yang baik agar tidak menjadi kendala saat berada di luar negeri.

“Dalam proses preliminary ini, diharapkan seluruh peserta serius dalam hal belajar terutama bahasa. Karena banyak kendala PMI kita dalam bahasa ketika sudah bekerja di luar negeri”, ujar Teguh.

Selanjutnya, dalam acara pelepasan ke-48 PMI Commited Worker dan penutupan preliminary yang diikuti 125 PMI, Teguh Hendro Cahyono kembali menegaskan bahwa seluruh PMI yang akan berangkat ke Korea perlu mengingat tujuan utama menjadi PMI itu untuk apa dan menjadi apa. Jika ingin memperbaiki keadaan ekonomi keluarga menjadi tujuan utama maka paham apa yang harus dilakukan.

“Ingat, ketika sudah bekerja di Korea perlu mengingat apa yang menjadi kewajiban dan yang paling utama adalah menabung. Meski kecil jumlahnya tetapi diusahakan untuk tetap menabung sehingga begitu kembali ke Indonesia mampu berwirausaha dan bahkan mampu memperdaya masyarakat sekitar. Selain itu, jika ada yang ingin kuliah itu juga sangat bagus. Silahkan mendaftar di universitas terbuka yang ada di Korea. Ini juga peluang yang sangat bagus karena begitu kembali ke Indonesia selain mampu berwirausaha juga mendapat gelar akademik”, tegas  Teguh.

Teguh juga menegaskan bahwa ketika masa kontrak kerja selesai, diharapkan untuk segera kembali ke Indonesia. Masih banyaknya PMI yang overstay di Korea justru menimbulkan masalah dan menghambat proses penempatan Calon PMI yang ingin bekerja ke Korea.

“Kalau sudah selesai masa kontrak, segera kembali ke Indonesia, karena jika masih tinggal di Korea, kasian saudara kalian yang ingin bekerja ke Korea karena peluang untuk mereka semakin kecil. Jangan sampai ini juga menimbulkan masalah bagi kalian sendiri”, ungkap Deputi Penempatan.

Deputi Penempatan, Teguh Hendro Cahyono juga mengatakan bahwa selama Januari sampai 15 Mei 2019 telah melakukan 28 kali penempatan dengan total keseluruhan sebanyak 2.138 orang penempatan PMI program G to G (Government to Government) bidang manufaktur dan perikanan. Dari total 2.138 orang ini, ada 1.513 orang PMI bidang Manufaktur dan 623 orang bidang Perikanan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Deputi Penempatan BNP2TKI, Teguh Hendro Prayono, Kepala Subdirektorat Pelaksanaan Penempatan (Subdirektorat Pelaksanaan Penempatan, Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah, Kedeputian Penempatan BNP2TKI) Dyah Rejekiningrum, serta beberapa pegawai dari lingkungan BNP2TKI dan BP3TKI Jakarta.**(Humas/Lily)