Saturday, 21 September 2024

Berita

Berita Utama

BP2MI Pulangkan Pekerja Migran Indonesia Program SSW Jepang yang Sakit Irama Jantung

-

00.07 26 July 2024 683

BP2MI Pulangkan Pekerja Migran Indonesia Program SSW Jepang yang Sakit Irama Jantung

Tangerang, BP2MI (26/7) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memulangkan seorang Pekerja Migran Program Specified Skilled Worker (SSW) Jepang, Ardhi Sukowati Lubis, asal Sragen Jawa Tengah. Sebelumya Ardi menderita sakit irama jantung dan telah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Shizuoka, Jepang.

Setelah menjalani penerbangan dari Jepang, Ardhi tiba pukul 16.00 WIB, Jumat Sore (26/7/2024) dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Setelah di Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten, Ardhi langsung di bawa ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno Hatta, kemudian lanjut ke Rumah Sakit (RS) Polri Jakarta Timur untuk dilakukan tindakan medis dan perawatan lanjutan. 

Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika BP2MI Seriulina Br. Tarigan dan Plt. Direktur Pelindungan dan Pemberdayaan Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, Firman Yulianto langsung menerima Ardhi di RS Polri.

"Ardhi sekarang kamu sudah di Jakarta sebentar lagi kamu bisa pulang ke Sragen bertemu bersama keluarga, cepat sembuh ya," ujar Seriulina.

Ketika sakit di Jepang, sambung Seriulina, BP2MI juga telah mengunjungi Ardhi di Rumah Sakit. Kunjungan besuk dilakukan bersama pihak perwakilan RI di Jepang, IPM, serta Pihak perusahaan tempat Ardhi bekerja.  

"Kamu harus semangat sembuh, kamu hebat dan kamu harus sembuh," Ujar Seriulina memberi semangat kepada Ardhi. 

Ardhi diketahui megalami kelainan fungsi jantung dan mendapatkan perawatan Intensif sejak tanggal 23 April 2024. Ia sempat mengalami koma dan akhirnya mengalami kegagalan fungsi syaraf otak sehingga tidak dapat menggerakkan tubuhnya.

Terkait sakit yang di derita Ardhi, Seriulina meminta agar penempatan Pekerja Migran Indonesia program SSW untuk lebih ketat dalam melakukan seleksi kesehatan. Ini perlu dilakukan agar tidak ada lagi Pekerja Migran Indonesia yang mengalami sakit ketika tiba di negara penempatan. 

"Jangan sampai kondisi kesehatan calon Pekerja Migran Indonesia yang unfit dibuat fit. Ini tidak boleh karena sangat berbahaya," tegasnya. *(Humas/MH)