Wednesday, 25 September 2024

Berita

Berita Utama

Serius Tindak Lanjuti MoU, BP2MI Berikan Kuliah Umum di STIKES Amanah Makassar

-

00.08 4 August 2023 717

Serius Tindak Lanjuti MoU, BP2MI Berikan Kuliah Umum di STIKES Amanah Makassar

Jakarta, BP2MI (10/3) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terus gaungkan spirit Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia kepada berbagai elemen masyarakat. Sebagai bentuk tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) atau kerjasama yang ditandatangani di Jakarta pada 19 Juni 2023 lalu, BP2MI menggelar kuliah umum di STIKES Amanah Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (4/8/2023). 

“Saat ini BP2MI sedang berpacu di tengah transformasi dari UU No. 39/2004 menjadi UU No. 18/2017. Adapun poin fundamental dalam perubahan tersebut yakni dulu kami lebih berfokus pada sisi penempatannya. Saat ini kami lebih berfokus pada pelindungannya”, tutur Sekretaris Utama (Sestama) BP2MI, Rinardi kepada ratusan peserta didik STIKES Amanah Makassar. 

Rinardi menegaskan, pandangan tentang Pekerja Migran Indonesia yang selalu diasosiasikan dengan kisah duka seperti pekerja rendahan, kekerasan fisik, seksual, gaji tidak terbayar, serta pemutusan hubungan kerja secara sepihak adalah keliru. Justru sebaliknya, Pekerja Migran Indonesia adalah warga negara yang layak mendapatkan penghormatan dan perlakuan istimewa dari negara, karena telah menyumbangkan setiap tahunnya 159,6 triliun sumbangan devisa ke negara. Itu adalah sumbangan terbesar kedua setelah sektor migas.

“Sekarang pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia diglorifikasi layaknya kontingen olimpiade yang disaksikan dan dihadiri langsung oleh pejabat-pejabat tinggi negara. Sebelum terbang, Pekerja Migran Indonesia bisa menikmati fasilitas VVIP seperti makan, minum, dan tidur di hotel berbintang, disiapkan lounge dan fast track di lima bandara Internasional di Indonesia, dan juga dibekali credential letter, layaknya duta besar”, imbuh Rinardi. 

Saat ini, sambung Rinardi, banyak peluang kerja luar negeri resmi yang bergaji lebih tinggi, aman, dan terlindungi. "Government to Government (G to G) adalah skema penempatan yang sangat aman. Misalnya di Korea Selatan untuk sektor manufaktur dan perikanan (fishing), Jepang untuk nurse dan careworker, dan Jerman untuk sektor keperawatan,” tuturnya. 

Ketua Dewan Pembina Yayasan Amanah Makassar, Andi Aminuddin, menyambut peluang tersebut dengan penuh antusias. 

"Ini adalah peluang yang sangat besar yang harus ditangkap sehingga saya arahkan segenap civitas akademika Yayasan Amanah Makassar untuk bersama-sama menyambut kesempatan ini dengan penuh antusias dan upaya penuh", tegasnya. 

Bahkan, lanjut Andi, STIKES Amanah Makassar tengah mensinergikan kurikulum dan program pembelajaran sehingga dalam praktik di lapangan dan laboratorium, metode pembelajarannya disesuaikan dengan penggunaan bahasa asing. 

"Jangan setengah-setengah. Buka pikirannya bahwa ini adalah peluang kerja untuk meningkatkan devisa negara", tutupnya. **(Humas)